Jurnal Refleksi Modul 2.2

 Pada jurnal Dwimingguan Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional kali ini, saya akan merefleksikan apa yang saya pelajari dan pahami setelah saya mempelajari modul ini. Saya akan merefleksikan modul ini dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009)  yaitu model Description, Examination, Articulation of Learning (DEAL)

 

Description

Dalam modul 2.2 ini, saya belajar tentang Pembelajaran Sosial Emosional. Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Di dalam PSE ada 5 kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran. Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yang sebagai wujud keberpihakan terhadap murid. KSE ini sangat penting bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) dan murid untuk menciptakan well-being (kesejahteraan psikologis) bagi warga sekolah.

Adapun KSE ini terdiri dari beberapa kompetensi antara lain; kesadaran diri, manajemen/pengelolaan diri, kesadaran sosial, ketrampilan berelasi, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kompetensi ini dilandasi oleh konsep kesadaran penuh (mindfulness)

Pembelajaran Sosial Emosional ini saya dapatkan juga melalui ruang kolaborasi bersama rekan CGP, PP, dan Fasilitator. Di dalam ruang kolaborasi saya juga mendapatkan penguatan tentang bagaimana KSE ini diterapkan kepada murid dan juga PTK baik secara terintegrasi maupun eksplisit. Ada beberapa teknik juga untuk mengkondisikan kesadaran penuh (mindfulness) seperti teknik STOP ( Stop, Take a deep breath, Observe, Proceed). Saya juga mendapatkan beberapa inspirasi mengenai bagaimana mengkondisikan diri dalam kesadaran penuh (mindfulness) untuk mendasari PSE seperti halnya teknik menyeduh kopi/teh.  

Examination

KSE yang ingin dicapai oleh ekosistem sekolah (murid maupun PTK) untuk menciptakan kesejahteraan psikologis (weel-being) warga sekolah sangatlah penting ditumbuhkan secara kolaboratif. Dilaksanakan antara murid dengan murid, guru dengan murid, maupun guru dengan PTK lainnya. Dengan kolaborasi maka terwujudnya penguasaan KSE akan lebih maksimal hasilnya.

KSE tidak hanya harus dikuasai murid, tetapi juga harus dikuasai PTK agar semua pemangku kepentingan bisa menciptakan ekosistem yang mencapai kesejahteraan psikologis (well-being). Dengan well-being yang baik maka akan tercipta budaya positif sekolah.

Articulation of Learning

Dalam pembelajaran terintegrasi saya memasukkan langkah pembelajaran sosial emosional ini ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran karena selama ini saya belum menggunakan PSE sebagai bagian dari pembelajaran di kelas saya maupun di kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Dengan pengetahuan yang baru ini, saya pribadi akan menggunakan kompetensi di modul ini agar menjadi guru yang lebih baik secara sosial dan emosional.

Selain itu, saya juga akan membagikan pengetahuan saya kepada rekan sejawat lainnya agar bisa diterapkan dan tercipta kolaborasi sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran yang didasari kesadaran penuh semua warga sekolah.

 

0 comments:

Post a Comment