Dalam menyajikan pembelajaran yang berpihak kepada murid tentunya harus dipetakan kebutuhan belajar murid. Sebelum saya membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran, terlebih dahulu saya memetakan kesiapan belajar murid (readiness), minat, profil belajar murid. Untuk mendapatkan hasil pemetaan itu saya melakukan asesmen diagnostik kognitif dan non-kognitif.
Dalam pelaksanaan di kelas, untuk mempersiapkan murid dalam belajar, biasanya saya menggunakan teknik STOP (Stop, Take a deep breath, Observe, Proceed) untuk mengkondisikan murid dalam kesadaran penuh (mindfulness) dan terkadang juga mengawali kelas, khususnya kelas di jam siang, dengan ice breaking yang mengembalikan kesegaran dan fokus belajar murid.
Dalam kegiatan inti pembelajaran, saya mengakomodir minat dan profil belajar murid dengan memberikan mereka kesempatan di hari sebelum penyampaian materi untuk menggali informasi dari sumber yang mereka suka lewat buku sumber maupun fasilitas internet di perpustakaan sekolah. Saat kegiatan inti berlangsung, saya membagi murid dalam beberapa kelompok kerja. Hal ini dilakukan untuk memudahkan mendiferensiasi proses pembelajaran.
Dalam memberikan dukungan belajar kepada murid yang kesiapan belajar masih kurang, saya melibatkan teman sebaya untuk melakukan scaffolding sehingga semua murid memiliki dasar informasi dan pengetahuan yang hampir sama. Selain memudahkan mendiferensiasi proses, kegiatan berkelompok memudahkan saya melakukan integrasi Pendidikan Sosial Emsional (PSE) terhadap murid sehingga mereka bisa mendapatkan pembelajaran Kompetensi Sosial Emosional (KSE).
Di akhir kegiatan hal yang penting adalah melakukan asesmen formatif untuk mengetahui tingkat capaian belajar murid dari tujuan pembelajaran yang disampaikan di awal pembelajaran. Selain itu, say juga melakukan refleksi pembelajaran bersama murid. Hal ini bertujuan untuk perbaikan pembelajaran ke depan baik dari strategi, model, maupun hal-hal yang berkaitan dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
0 comments:
Post a Comment