AKSI NYATA MODUL 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)


 Peristiwa

Dalam implementasi Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) di SMAN 1 Kotabaru, saya melihat beberapa peristiwa yang terjadi saat proses pelaksanaannya. Pertama, dalam upaya menumbuhkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) pada murid saya menerapkan kegiatan mindfulness dengan teknik STOP yang merupakan akronim dari Stop (berhenti), Take a deep breath (tarik nafas panjang), Observe (amati), Proceed (lanjutkan).  Hal ini saya terapkan utamanya di kelas secara terintegrasi bertepatan dengan jadwal pelajaran di jam-jam siang.

Ketika melakukan aktivitas kesadaran penuh dengan teknik STOP, murid terlihat antusias meskipun untuk kegiatan yang pertama kali mereka lakukan tersebut ada murid yang masih belum serius. Setelah aktivitas selesai dilakukan, wajah mereka terlihat berseri dan perhatian mereka lebih fokus pada orang yang sedang berbicara. Di pertemuan berikutnya, murid yang sudah mengalami proses kesadaran penuh teknik STOP sudah bisa melakukan aktivitas tersebut dengan jauh lebih baik. Mereka terlihat lebih siap dan mudah mengikuti instruksi yang saya berikan.

Dalam pembelajaran di kelas Bahasa Inggris, saya mengintegrasikan PSE sebagai bagian dari usaha sadar pembelajaran terhadap murid. Kegiatan berkelompok sebagai strategi penumbuhan KSE sering saya lakukan. Hal tersebut karena di dalam kegiatan belajar berkelompok, murid dapat pengalaman otentik menumbuhkan kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi, dan kemampuan membuat keputusan bertanggung jawab. Meskipun dalam proses awal banyak terjadi hal-hal di luar harapan saya seperti halnya murid yang masih belum serius melakukan pembagian tugas dalam kelompoknya. Ada beberapa siswa yang berupaya membebankan tanggung jawab kepada temannya dengan cara menunjuk temannya yang perlu scaffolding dalam pelajaran Bahasa Inggris yang saya ampu. Setelah proses evaluasi dan refleksi terhadap kegiatan PSE, murid pun mulai bisa menyadari bahwa mereka sedang belajar untuk menguasai KSE sebagai bagian kecakapan hidup yang sangat dibutuhkan.

Kedua, dalam mendiseminasikan PSE kepada rekan sejawat, mereka melihat hal ini sebagai sebuah pembelajaran baru karena sebelumnya mereka tidak mengenal adanya PSE secara sadar dan terencana baik dilakukan secara terintegrasi dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Penumbuhan KSE kepada murid terkadang belum terlihat dalam proses pembelajaran secara eksplisit karena mungkin hal tersebut merupakan kegiatan yang baru bagi mereka.

Perasaan

       Menerapkan PSE dalam kelas Bahasa Inggris yang saya ampu terasa sangat menantang dan menarik. Saya memahami betul bahwa KSE adalah kompetensi yang mutlak ditumbuhkan lewat proses pembelajaran untuk membentuk murid yang berakhlak, yang memiliki Profil Pelajar Pancasila. Oleh karena itu, secara sadar dan terencana, saya terus mengasah ketrampilan melaksanakan PSE di kelas.

       Di samping itu, saya merasa tertantang untuk menyampaikan pengetahuan baru ini kepada rekan sejawat saya. Kolaborasi adalah kunci untuk memberikan dampak yang lebih luas di lingkungan sekolah. Meskipun hanya beberapa rekan sejawat yang ikut peduli dan sadar akan pentingnya penerapan PSE menjadi hal yang membahagiakan bagi saya. Karena sebagai sebuah titik awal pelaksanaan PSE, adanya pihak lain yang terlibat dan mendukung adalah sebuah aset yang sangat berharga. Dengan tercapainya KSE maka pada muaranya nanti diharapkan tercipta kesejahteraan psikologis (weel-being) di lingkungan sekolah.

Pembelajaran

        Dari penumbuhan KSE di kelas Bahasa Inggris di kelas XI IPS, terlihat ada perubahan sikap belajar murid meskipun tidak terlalu drastis karena saya menyadari semua perubahan memerlukan proses yang terkadang memakan waktu. Di awal penerapan mungkin terjadi ha-hal di luar harapan, tapi seiring waktu kendala yang muncul di awal pelaksanaan bisa teratasi.

Pertama, teknik kesadaran penuh (mindfulness) dengan metode STOP yang telah saya terapkan dalam beberapa kali pertemuan telah memberikan perubahan konsentrasi belajar dan inisiatif murid. Sikap bosan di jam-jam siang mulai terlihat berkurang hal ini ditandai hampir tidak ada lagi murid yang posisi kepalanya terletak di atas meja.

           Ke dua, PSE dengan strategi diskusi kelompok cukup banyak memberi ruang penumbuhan KSE bagi murid. Di saat kegiatan diskusi kelompok terlihat mulai banyak yang terlibat. Hal ini ditandai dengan kesigapan murid membuka kamus apabila menemukan kata-kata sulit dalam konten materi yang dipelajari. Dengan kesadaran saya sebagai guru yang sedang mengajarkan KSE, saya bisa memberikan pendampingan lebih intensif kepada murid yang terlihat pasif sehingga manajemen kelas bisa terkontrol dengan baik.

         Dari umpan balik yang diberikan murid menyatakan bahwa teknik kesadaran penuh adalah hal baru yang menantang dan seru untuk dilakukan terutama di jam pelajaran siang hari. Selain itu, dengan adanya kerja kelompok mereka merasa beban belajar lebih ringan karena bisa saling membantu dan bertukar pengetahuan. Di sisi lain, rekan sejawat yang menerapkan PSE ini merasa mendapatkan ilmu baru dalam menyajikan pembelajaran karena selama ini sebenarnya mereka juga melakukannya tapi tanpa menyadari dan terencana dengan baik.           

Penerapan

Praktik baik pembelajaran sosial emosional ini tentunya memerlukan strategi, waktu, dan dukungan dari pihak lain agar mampu mencapai kesejahteraan psikologis (well-being) ekosistem sekolah. Tentu dalam praktik pelaksanaan PSE perlu ketrampilan dan kesabaran. Oleh karena itu, saya akan lebih banyak melakukan kegiatan ini secara sadar dan terencana agar ketrampilan saya menumbuhkan KSE murid lebih terasah.

Di samping itu, saya akan berusaha melibatkan lebih banyak lagi rekan sejawat untuk melakukan PSE di kelasnya. Keterlibatan kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah tentunya akan lebih dikuatkan lagi agar lebih banyak rekan guru yang terlibat dan menerapkan PSE. Dengan adanya arah kebijakan yang berpihak murid tentunya PSE akan memberikan dampak yang signifikan dalam mewujudkan kesejahteraan psikologis warga sekolah, khususnya murid.

 

0 comments:

Post a Comment